Kehidupan adalah hal yang sulit, karena hidup adalah
sebuah proses dan sebuah perjalanan untuk dijalani dan dinikmati. Namun, kita
hidup harus selalu bersyukur. Kehidupan yang miskin dan kaya semua tidak ada
yang membedakan. Salah satu keluarga yang bertempat tinggal di daerah
Pengastulan, Banjar pale. Terdapat kehidupan seorang nenek yang bernama Ketut
Mertha dengan berusia 78 tahun, ia sebagai salah satu tulang punggung keluarga.
Nenek ini memiliki suami bernama Wayan Nora, berusia 83 tahun. Keluarga kecil
ini tidak di anugrahi seorang anak, mereka hanya hidup berdua. Pekerjaan
sehari-hari nenek hanya menjadi pembantu rumah tangga, dan kesehariannya pulang
dari kerja nenek mencari kayu bakar. Nenek memiliki suami yang hanya terpuruk
di tempat tidur, karena menahan sakit jantung dan asma yang bertahun-tahun.
Sehingga nenek lah yang bekerja keras untuk membeli sedikit nasi, dengan
dipenuhi keringat dia tetap semangat bekerja. Bagi dia umur tidak mempengaruhi
pekerjaannya. Nenek ini dianggap nenek paling kuat bekerja keras dan hobinya
jalan tanpa memakai alas kaki.
Pekerjaan
yang nenek jalanin ini sangat lah sulit, dia mengatakan bahwa penghasilan
sehari-harinya hanya Rp. 10.000. Gaji yang nenek peroleh digunakann untuk
membeli makan dan membelikan obat suami. Jika uang habis nenek berusaha mencari
pekerjaan sampingan untuk mengobati sang suami. Begitu berat beban nenek,
tetapi dia selalu bersyukur dengan kehidupan seperti ini. Keluarga maupun
keponakan yang nenek punya tidak pernah peduli keadaan nenek. Nenek meneteskan
air mata ketika bercerita bahwa ia pernah sampai tidak bisa membeli makan,
mereka makan-makanan yang sudah ada di tempat sampah. Walaupun keadaan yang menyebabkannya
seperti ini, nenek selalu meminta pada Tuhan supaya selalu diberikan
keselamatan. Nenek ingin suaminya sembuh, nenek tidak bisa terus membelikan
obat untuk suaminya. Sedangkan penghasilan nenek hanya segitu. Nenek
menyisihkan sedikit uang uang pengobatan suami.
Inilah
yang dikatakan sebuah perjalanan hidup, sebuah kehidupan nenek dikatakan
sebagai anugrah tuhan. Kita kagum sama nenek yang masih kuat dan tegar
menjalani kehidupannya. Nenek yakin rejeki yang nenek dapat harus selalu
disyukuri, dengan bekerja dari subuh hingga larut malam, tanpa memandang lelah
nenek pulang kerja lalu merawat sang suami yang sakit. Walaupun nenek bekerja
keras sendiri tanpa bantuan suami, tetapi penghasilan yang nenek peroleh hanya
untuk menghidupi keluarga kecil ini.